Senin, 03 November 2014

logo logo KOREM DI INDONESIA

Logo Komando Resort Militer ( Korem ) 073 Makutarama 

Pemprakarsa Korem 073/Mkt
Dengan sukarnya perhubungan atas sesuatu kejadian darurat dikarenakan luas dan  garis-garis perhubungan, maka dapat diadakan suatu eslon MAKODAM dan eslon KODIM. Ialah KOMANDO RESOR MILITER (KOREM) yang meliputi dan membawahi beberapa KODIM. Pembangunan AD dan selaras dengan doktrin perang wilayah-wilayah, maka PANGLIMA KODAM VII/DIPONEGORO Brigjen M. SARBINI mengeluarkan Surat Keputusan No. : KPTS-207/5/1961 tanggal 29 Agustus 1961, untuk :
  1. Menghapus/ meniadakan organisasi MENIF 12 s-d 15, Korem-korem Semarang dan Pekalongan dari struktur organisaasi Kodam VII/ Diponegoro.
  2. Menyusun/ membentuk organisasi Komando Resor Mliter (Korem) dengan sebutannya, daerah kekuasaannya, tempat kedudukannya dan kode nomornya.
  3. Menyusun/ membentuk organisasi Brigade Infanteri (BRIGIF) dengan menggunakan sebutan/ kode nama dan tempat kedudukannya.
  4. Memasukan Batalyon-batalyon Infanteri (Yonif-yonif di Kodam VII Organik dan administratif ke dalam Korem dan Brigif).
  5. Memasukan untuk sementara kompi-kompi (Ki-Ki) bantuan Menif 12 s-d 15 dalam struktur organisasi Brigif, yang administrasi serta perawatan personil dan peralatannya sementara diurus oleh Markas Brigif (Ma Brigif) masing-masing.

Logo Komando Resor Militer ( Korem ) 163 Wira Satya - Denpasar Bali 

 Satya  merupakan Korem yang berada dibawah komando Kodam IX/Udayana. Korem 163/Wira Satya sebagai Sub Kompartemen Strategis mempunyai wilayah pembinaan potensi kekuatan teritorial di wilayah Bali, alamat markas utama Korem 163/ Wira Satya berada di Jl. PB Sudirman Kota Denpasar Provinsi Bali Indonesia Kode Pos : 80113. dan nomor telpon dan fax sebagai berikut : 

Central : (0361) 228613, 228026

Faxs : (0361) 240729
Email : korem163@gmail.com  
(sumber : korem163wirasatya.blogspot.com)
Demikian sedikit informasi umum tentang Komando Resor Militer (Korem) 163/ Wira Satya, semoga bermanfaat. sama



Logo Komando Resort Militer ( Korem ) 162 Wira Bhakti 

 

Berdasarkan Radiogram Pangdam XVI/Udayana No: KDM-420/5/1961 tanggal 6 Mei 1961, ditetapkan pemberian nomor Korem se Nusa Tenggara, dimana Korem Nusa Tenggara Barat berubah menjadi Korem 162/Nusa Tenggara Barat sebagai Komandan adalah Mayor Abdul Latiep.
Pada tahun 1963 jajaran Korem 162/NTB dibentuk 1 Kodim baru, yaitu Kodim 1618/Sumbawa Timur yang meliputi Daerah Tk.II Bima dan Dompu sebagai PD. Komandan diangkat Mayor Ahwan Haryono. Pada tanggal 20 Mei 1966 dengan Surat Keputusan M/Pangab nomor : Kep-38/5/1966 disyahkan juga Korem Nusa Tenggara Barat dengan nama " WIRA BHAKTI " terdiri dari (Gambar Inti, Gunung Rinjani, Bintang, Kijang, Perisai dan Pemukul), yang mempunyai arti bahwa : " Setiap Prajurit Korem 162 sebagai Pahlawan harus memiliki sifat kebaktian tulus ikhlas, rela dalam pengabdiannya terhadap Negara, Nusa dan Bangsa ".
Seperti halnya Satuan/Dinas/Jawatan lain di lingkungan TNI, Korem 162/Wira Bhakti selalu mengalami perkembangan dalam berbagai bidang, sesuai dengan tuntutan dalam pelaksanaan tugas. Pada tanggal 1 April 1985, Korem 162/Wira Bhakti telah melaksanakan reorganisasi sesuai Keputusan Kasad nomor : Kep/14/XII/1984 tanggal 26 Desember 1984 hingga Sekarang Korem 162/Wira Bhakti membawahi 6 Kodim,yaitu:
  1. Kodim 1608/Bima
  2. Kodim 1607/Sumbawa
  3. Kodim 1614/Dompu
  4. KOdim 1615/Lombok Timur
  5. Kodim 1620/Lombak Tengah
  6. Kodim 1606/Lombok Barat
Selain itu juga membawahi 39 Koramil dan 1 Batalyon Infanteri 742/SWY.

Logo Komando Resort Militer ( Korem ) 152 Babullah - Marimoi Ngone Futuru - Kota Ternate 

 

Wilayah seribu pulau Maluku yang secara demografis relative rawan dari segi Hankan dan rentan terhadap pertikaian, kemudian adanya pemekaran daerah dengan terbentuknya Propinsi baru yaitu Maluku Utara dan diresmikannnya beberapa kota dan kabupaten baru baik di wilayah Maluku maupun Maluku Utara, kondisi ini memerlukan adanya upaya antisipasi dini, terutama dari segi pertahanan dan keamanan sehingga kelangsungan roda pemerintahan yang baru saja terbentuk berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Berkaitan dengan tuntutan situasi dan kondisi wilayah dari aspek pertahanan dan keamanan tersebut, maka sesuai dari kebijakan Komando Atas terbentuklah Korem 152/Babullah berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor : Skep / 10 / III / 2003 tanggal 13 Maret 2003 tentang pembentukan Korem 152/Babullah, sehingga tanggal berdirinya ditetapkan terhitung mulai tanggal 13 Maret 2003, sedangkan tanggal peresmiannya Korem 152/Babullah oleh Kasad Jenderal TNI Ryamizard R tanggal 18 Maret 2003 bertempat di Ambon. Semenjak berdirinya, Korem 152/Babullah senantiasa turut aktif dalam upaya pemulihan kondisi stabilitas keamanan dan pengembalian pengungsi serta perbaikan sarana dan prasarana pasca konflik horizontal yang terjadi di daerah ini baik melalui TMMD ( Tentara Manunggal Masuk Desa ) dan Karya Bhakti.
Dengan upaya-upaya ini diharapkan masyarakat semakin sadar untuk membangun kembali wilayahnya dan sadar akan arti hidup kebersamaan dengan berbagai keragaman etnis dan budaya dalam bingkai NKRI tercinta. 
Kita sadar, ditengah-tengah masyarakat tersimpan senjata standar organik yang rawan jika digunakan dan dapat memicu kembali terjadinya konflik, oleh karena itu Danrem 152/Babullah Kolonel Art T. Edy Widagdo, diberbagai kesempatan selalu menghimbau masyarakat agar dengan penuh kesadaran menyerahkan senjata standar militer tersebut kepada pihak aparat. Perjuangan Sultan Babullah dalam mengusir Bangsa Portugis dari bumi Maluku Utara antara tahun 1574-1578 adalah peristiwa heroik yang amat bersejarah bagi rakyat Maluku Utara, Rakyat Ternate, Jailolo, Tidore, Bacan secara serempak berjuang bersama angkat senjata. 
Semangat kepahlawanan Sultan Babullah itu, dimasa-masa perjuangan Korem 152/Babullah kedepan masihlah panjang dan tidaklah ringan, namun dengan semangat Babullah dan dukungan seluruh masyarakat Maluku Utara serta ridho dari Tuhan Yang Maha Esa. Insya Allah pengabdian Korem 152/Babullah semakin hari akan semakin menunjukkan prestasi yang membanggakan bagi prajurit Korem 152/Babullah maupun masyarakat Maluku Utara umumnya.
Sumber artikel : http://kodam16pattimura.mil.id/page/1609-korem152babullah.html 

 

Logo Komando Resort Militer ( Korem ) 091 Aji Sura Netakusuma - Kota Samarinda 

 

Arti Lambang Korem 091/Asn 

 

1.Bintang Bersudut Lima, Melambangkan falsafah Pancasila yang harus dijunjung tinggi untuk diamankan dan diamalkan oleh setiap warga Korem 091/ASN.
2.Beruang Hitam, Merupakan binatang yang banyak terdapat di daerah Kalimantan Timur, gagah perkasa dan berwibawa serta waspada dan pantang mundur setiap menghadapi tantangan.
3.Bulu Burung Hamai Berjumlah Tujuh Helai, Melambangkan burung khas Kalimantan yang diagungkan oleh sebagian penduduk Kalimantan, makin banyak bulu yang dipakai oleh para kesatria maka makin tinggi derajat kesatria tersebut, jumlah tujuh helai bulu burung melambangkan Sapta Marga.
4.Daun Pakis Delapan Helai, Melambangkan pohon pakis banyak tumbuh di hutan Kalimantan dan digunakan oleh sebagian penduduk sebagai bahan makanan, jumlah delapan melambangkan Delapan Wajib TNI.
5.Dasar Bokor Penyanggah, Melambangkan wadah / tempat menampung segala aspirasi masyarakat Kalimantan Timur .
6.Seloka ”Aji Surya Natakesuma”, diambil dari nama Raja di Berau yang daerah kekuasaannya meliputi Berau, Bulungan, Tana Tidung,Kalimantan Utara atau Malaysia Timur sampai ke perbatasan Brunai dan merupakan raja pertama yang diangkat oleh Kerajaan Majapahit pada abad ke-15.
7.Dasar Warna Hijau, melambangkan kesuburan dan kemakmuran .



Logo Komando Resort Militer ( Korem ) 064 Maulana Yusuf 

Sejarah Singkat  Komando Resor Militer 064/MY
1. Sebelum berdirinya Korem 064/MY, wilayah banten sudah merupakan wilayah militer yang dikenal dengan sebutan KOREMBA yang berdiri sejak tahun 1966.

2. Pada saat itu KOREMBA menitik beratkan tugas pokoknya pada penumpasan DI/TII yang dilaksanakan bersama satuan jajaran yang meliputi kodim Pandeglang, Serang, Lebak dan aparat pemerintah serta rakyat setempat.

3. Setelah selesai melaksanakan tugas penumpasan Din~ll pada tahun 1966 KOREMBA dilikuidasi sehingga status Kodim jajaran KOREMBA berubah menjadi organik dibawah Korem 061/Surya Kencana yang berkedudukan di Bogor.

4. Korem 064/Maulana Yusuf telah melaksanakan kegiatan sebagai Baktinya kepada Negara dan Bangsa sebagai berikut :
a. Dalam rangka perwujudan kemanunggalan TN! dengan rakyat Korem 064/MY telah melaksanakan operasi Bakti TNI Masuk Desa dari manunggal 1 sampai dengan 83.
b. Korem 064/MY melaksanakan Pam Pemilu mulai dari tahun 1971 s.d 2009.

Logo Komando Resort Militer ( Korem ) 044 Garuda Dempo - Sumatera Selatan 

Provinsi Sumatera Selatan dengan kedudukan geografis dan kondisi yang strategis menuntut adanya suatu Komando kewilayahan.         Sebagai salah satu Komando pelaksana dalam membantu tugas pokok Kodam II/Sriwijaya, Korem 044/Garuda Dempo bertugas untuk mengkoordinir, menata dan memantapkan Kodim-kodim yang berstatus berdiri sendiri (BS) yang berada diwilayah Provinsi Sumatera Selatan yang sebelumnya tanggung jawab pembinaan Teritorial dipercayakan kepada Kodim-kodim yang langsung dibawah pengendalian Kodam II/Sriwijaya.
Korem 044/Garuda Dempo termasuk salah satu  dijajaran Kodam II/Sriwijaya, yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/130/IV/1981 tanggal 4 April 1981, direalisasikan oleh Surat Keputusan Pangdam II/Swj Nomor  Skep/58/IV/1981, dan diresmikan oleh Kasad pada tanggal 30 Juni 1981, yang ditetapkan sebagai Hari jadi Korem 044/Garuda Dempo.
 

Logo Komando Resort Militer ( Korem ) 033 Wira Pratama - Kepulauan Riau 

 

Sejarah Singkat

Korem 033/Wira Pratama

1    Keberadaan Korem 033/Wira Pratama tentunya tidak terlepas dari sejarah perkembangan wilayah Kepulauan Riau (Kepri) yang telah dikukuhkan menjadi propinsi setelah sebelumnya menjadi bagian dari Propinsi Riau.  Propinsi Kepulauan Riau merupakan Propinsi baru yang dibentuk dan merupakan satu-satunya Propinsi di Indonesia yang wilayah daratnya hanya ± 5 % dari luas wilayah laut dan terdiri dari ribuan pulau. Letaknya yang sangat strategis dan berbatasan langsung dengan beberapa Negara Tetangga menjadikan wilayah ini sangat rawan ditinjau dari aspek pertahanan. Posisinya yang sangat strategis Propinsi Kepulauan Riau yang terletak pada  0° 40’ LS – 7° 19’ LU  atau  antara 103° 30’ – 110° 00’ BT.  Dengan luas wilayah ± 252. 6969, 85 KM²  terdiri dari 242.025,73 KM²  (95,67%) Lautan dan 10.944,12 KM² (4,33%) daratan dengan bentuk pulau – pulau yang tersebar ± 2.408 pulau besar dan kecil, pulau yang berpenghuni 1 .170 pulau dan 1.238 pulau  masih kosong (tidak berpenghuni), serta 1.350 pulau bernama dan 1. 058 pulau belum bernama. Dan jumlah penduduknya  ± 1.273,011  jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata 3,27 % pertahun dan kepadatan penduduk rata-rata 120 jiwa / KM² mayoritas hidupnya tinggal dipusat-pusat kota.
2     Hal semacam ini mengundang  kerawanan tersendiri untuk  dijadikan tempat penyusupan oleh pihak asing. Berada pada lintas perairan Selat Malaka dan Laut Cina Selatan kemudian  berada pada perbatasan dengan Negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Vietnam dan Thailand, tentunya menempatkan wilayah ini berada pada sentra bisnis dan keuangan Asia Pasifik yaitu Singapura dan Malaysia sehingga provinsi Kepri sangat strategis bagi pertumbuhan ekonomi wilayah, tidak saja menjanjikan bagi kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat, juga signifikan bagi peningkatan devisa Negara.
 3     Disamping itu, anugrah kekayaan alam yang potensial seperti minyak bumi, timah, pasir, batu granit, bouksit, gas alam serta potensi ikan yang melimpah menjadikan Provinsi Kepri, pusat perhatian investor asing dan berbagai perusahaan manca Negara. Namun dalam aspek pertahanan dan keamanan wilayah, posisi Kepri yang berada pada  jalur Selat Malaka yang telah dianggap sebagai sebagai salah satu lintas laut Internasional, membuat wilayah ini menjadi titik rawan terhadap kejahatan lintas Negara seperti penyeludupan barang, senjata, amunisi, bahan peledak juga rawan terhadap penyeludupan manusia, imigran gelap, narkoba, penangkapan ikan secara illegal dan bentuk-bentuk kejahatan terorganisir lainnya. Pada sisi lain Provinsi Kepulauan Riau yang berbatasan langsung dengan beberapa Negara berpeluang terhadap konflik perbatasan Negara, yang dapat mengancam keutuhan dan kedaulatan NKRI.
 4      Berangkat dari beberapa hal-hal  yang disampaikan diatas termasuk aspirasi yang berkembang ditengah masyarakat dikala itu dan setelah dilakukan pengkajian secara mendalam oleh berbagai pihak, maka sudah saatnya wilayah Kepri ini memiliki suatu komando satuan setingkat Korem yang dapat dengan cepat dan tepat dalam mengatasi setiap potensi ancaman yang bisa menganggu kestabilan dan kedaulatan wilayah NKRI diwilayah Kepri. Maka sesuai Skep Kasad Nomor Kep / 67 / XII /2005   tanggal  30 Desember 2005 tentang Pengesahan Pembentukan Korem 033/Wira Pratama.  Kemudian ditindaklanjuti dengan  Sprint  Pangdam I/BB Nomor :  Sprint/ 1132 / VII / 2006 tanggal 10 juli 2006 tentang Pengesahan Pembentukan Korem 033/Wira Pratama, bertempat di Sei Timun Tanjungpinang pada tanggal 19 September 2006 Markas Komando Resor Militer 033/Wira Pratama (Korem 033/WP) secara resmi berdiri dengan Komandan pertamanya adalah Kolonel Inf Ridwan yang langsung dilantik dan menerima tongkat Komando dari Pangdam I/BB Mayjen TNI Liliek A S. Sumaryo,
5    Adanya beberapa satuan bawah yang berada dikepulauan Riau memerlukan perhatian khusus untuk memudahkan pengawasan, pembinaan, serta pengendalian dalam melaksanakan tugas pokok TNI AD.
Satuan–satuan bawah tersebut antara lain :
  • Kodim 0315/Bintan        berkedudukan di Tanjung Pinang
  • Kodim 0316/Batam          berkedudukan di Batam
  • Kodim 0317/TBK             berkedudukan di Tanjung Balai Karimun
  • Kodim 0318/Natuna        berkedudukan di Natuna
  • Batalyon 134/TS              berkedudukan di Batam
ARTI DAN MAKNA LAMBANG SATUAN
 a.   Tata Warna :
  • Merah Tua       : Keberanian
  • Kuning Emas   : Keagungan, Kejayaan dan Kesungguhan Illahi
  • Putih                : Kebenaran dan Suci
  • Hitam               : Keabadian
  • Biru                  : Kedamaian
  • Coklat              : Kekuatan dan Loyalitas
b.   Keris Pusaka.       Dengan kelok “7” terhunus tegak menghadap keatas bermakna : Setiap Prajurit selalu memegang teguh disiplin sesuai dengan Sapta Marga, jujur, rela berkorban,  penolong sesama   tanpa mengutamakan kepentingan pribadi, berjiwa luhur selalu waspada sebagai Bhayangkara Negara serta dapat menyesuaikan dan manunggal dengan lingkungan dan adat istiadat setempat.
c.   Bintang Besar.        Bersudut lima melambangkan arti :
  • Ketuhanan Yang Maha Esa.
  • TNI Angkatan Darat sebagai “ Bhayangkari”  Nusa dan Bangsa.
  • Cita – Cita setinggi – tingginya.
d.  Rangkaian daun/butir padi dan Rangkaian daun/bunga kapas.
  • Rangkaian daun/butir padi dan rangkaian daun/bunga kapas berjumlah :
        – 17 daun kapas.
        -  8 bunga kapas.
        – 45 butir padi.
  • Arti dari gambar tersebut adalah melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan sesuai tujuan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 yang tetap akan dipertahankan sesuai dengan Amanat Penderitaan Rakyat.
e.   Gelombang Laut.
  • Gelombang laut berjumlah “8” gelombang bermakna bahwa setiap prajurit harus mampu berpikir ke setiap sudut penjuru ( 8)
  • Penjuru arah, sehingga mampu mempertahankan keutuhan NKRI terhadap ancaman yang datang dari manapun dan mampu mengamalkan 8 wajib TNI sebagai wujud kemanunggalan dengan rakyat.
  • Gelombang laut berjumlah “7” gelombang, bermakna bahwa setiap prajurit dalam melaksanakan tugas harus berpegang teguh kepada Sapta Marga sebagai pedoman.
  • Gelombang laut berjumlah “5” gelombang, bermakna bahwa setiap prajurit harus senantiasa ingat akan Sumpah Prajurit sebagai janji bhakti kepada nusa dan bangsa.
f.  Rumah Adat Melayu bermakna bahwa setiap prajurit harus dapat berdiri tegak untuk menjaga dan melindungi kedaulatan NKRI serta dapat menyesuaikan dan menghormati adat istiadat budaya setempat dimanapun berada.
g.   Tulisan “ WIRA PRATAMA “ bermakna setiap prajurit harus mengutamakan keperwiraan dalam melaksnakan tugas serta mempunyai ketajaman dalam berpikir, berbuat dan bertindak yang dapat diandalkan sebagai landasan utama dalam olah keprajuritan sehingga dapat menjadi panutan bagi masyarakat sekelilingnya.
Diawal berdirinya Korem 033/WP yang beralamat di km 14 Senggarang Tanjung Pinang banyak cerita dan suka duka yang dijalani dalam meretas jalan dan menginjakkan kaki demi lahirnya Korem baru bernama 033/WP. Pada  tahun 2012 ini, Korem 033/WP pertama kali diPimpin seorang Jenderal berbintang satu yaitu Brigadir Jenderal Deni K Irawan mengantikan Danrem ke-4 Kolonel Czi Adi Sudaryanto, S.IP.  Kolonel Czi Zainal Arifin, S.IP. dan Kolonel Arh Mardimin sebagai Danrem ke-2, sedang orang pertama orang pertama yang menjadi Danrem sekaligus menerima tongkat Komando dan Duaja Korem 033/WP dari Pangdam waktu itu adalah Kolonel Inf Ridwan.
Korem 033/WP memiliki 4 satuan wilayah setingkat Kodim yakni, Kodim 0315/Bintan dijabat oleh Letkol Inf Sych Ismed, Kodim 0316/Batam dengan pejabat Letkol Czi Ahmad Rizal Ramdhani, S.Sos, SH. Kodim 0317/TBK dibawah pimpinan Letkol Inf Edi Nurhabad dan Kodim 0318/Natuna Letkol Czi  Sujadi serta satuan tempur Yonif 134/Tuah Sakti dengan Danyonif Letkol  Inf Heriyana di Pulau Batam
 
 

Logo Komando Resort Militer ( Korem ) 022 Pantai Timur 

Misi KOREM 022/Pantai Timur

  • Mewujudkan pemberdayaan wilayah pertahanan darat guna menciptakan ketahanan wilayah dan kemanunggalan TNI-Rakyat, dalam rangka menjaga keutuhan wilayah NKRI.
  • Meningkatkan profesional sehingga mampu melaksanakan tugas guna menangkal berbagai bentuk ancaman dan kerawanan yang akan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
  • Membangun, memelihara, meningkatkan dan memantapkan kemanunggalan TNI-Rakyat.
  • Meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan cara TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD).


Logo Komando Resort Militer ( Korem ) 121 Alambhana Wanawwai 

1. Dhuadja Korem 121 Alambhana Wanawwai

Terdiri dari dua bagian sebagai berikut:
a. Bendera tertukis.
b. Bendera.
II. Bendera tertulis.
a. Bentuk dan lukisan:
Berbentuk segi empat panjang berukuran 60 x 90 cm dibuat dari kain beludru hitam pekat sebagai dasar dan jumbai-jumbainya berwarna kuning emas panjang 7 cm.
b. 1. Lukisan-lukisan:
a) Pada sisi kiri (dilihat dari sipembawa) terlukis lambang Kodam XII Tandjungpura.
b) Pada sisi kanan (dilihat dari sipembawa) terlukis lambang Korem 121 ALAMBHANA WANAWWAI.
2. Lukisan lambang Korem 121 yang dikelilingi sebelah kiri bunga padi 17 (tujuh belas) buah dan sebelah kanan bunga kapas berjumlah 7 (tujuh) buah, saling bertemu pada bintang bersudut 5 (lima) di tengah-tengah sebelah atas.
3. Di dalam lingkaran padi dan kapas terdapat lukisan rantai Cirkel Vermig (temu gelang).
4. Di dalam rantai temu gelang terdapat bulatan dengan dasar biru muda dimana di dalamnya terdapat gambar-gambar hutan, pohon-pohon kelapa, karet dan air.
5. Di tengah-tengah bulatan terlukis sebuah perisai (telabang) yang tegak lurus di tengah-tengah.
6. Di bawah lukisan tersebut terdapat pita kuning dengan huruf (sloka): ALAMBHANA WANAWWAI.
c. Tata Warna: Hitam, Merah, Kuning, Putih Hijau dan Biru.
d. Arti dan makna lukisan serta tulisan:
1. 17 Padi dan 7 Kapas.
a) Umum: Padi dan Kapas adalah lambang sandang dan pangan atau kemakmuran dengan maksud: Kodam XII Tandjungpura dengan segala kemampuannya berusaha untuk membangun/ memakmurkan daerah Kalimantan Barat.
b) Kusus: 17 Padi dan 7 Kapas dirupakan sebagai ciri khusus dari lambang-lambang Kodam XII Tandjungpura yang bermakna hari dan bulan lahirnya Kodam XII Tandjungpura yang setiap tahunnya diperingati ialah tanggal 17 bulan 7 (Juli).
2. Bintang bersudut lima terletak di tengah dan paling tinggi melambangkan landasan perjuangan dan landasan revolusi yang harus selalu diagungkan dan berdiri di atas segalanya ialah Pancasila yang menjiwai segala pembinaan keseluruhan.
3. Rantai temu gelang: mempunyai arti sesuatu pembinaan yang continue. Dihubungkan dengan gambar-gambar hutan, pohon dan air yang merupakan ciri khusus wilayah Kalimantan Barat diartikan keseluruhan suatu pembinaan wilayah yang continue.
4. Gambar-gambar hutan, pohon-pohon karet, kelapa dan air menonjolkan penghasilan-penghasilan yang cukup dari wilayah Kalimantan Barat ialah hasil-hasil hutan, karet, kopra dan ikan.
5. Perisai Tameng di tengah-tengah: melambangkan sesuatu pertahanan yang bermakna daerah Kalimantan Barat dengan segala dana dan daya (funds and forces) sanggup mempertahankan wilayahnya dengan secara berdikari.
6. Pita dengan huruf-huruf (seloka): ALAMBHANA WANAWWAI.
ALAMBHANA          : Kesanggupan.
WANAWWAI              : Hutan dan Air.
Dengan arti letterlyknya: Kesanggupan di Hutan dan di Air.
e. Arti Warna: 1. Hitam : Kesaktian, keabadian.
2. Merah : Keberanian.
3. Kuning: Keperwiraan, keagungan.
4. Putih   : Kesucian.
5. Hijau   : Kesuburan.
6. Biru     : Kesetiaan.
f. Kesimpulan dari keseluruhan: Korem 121 Alambhana Wanawwai Kodam XII Tandjungpura adalah suatu kesatuan yang bertugas membina wilayah secara continue dan dengan segenap hasil wilayah dan segala dana dan daya sanggup mempertahankan diri dengan cara berdiri di atas kaki sendiri dan disamping itu dengan segala kemampuannya ikut berusaha membina kemakmuran wilayah Kalbar.
dikutip dari : http://korem121abw.mil.id/index.php/2012-10-29-13-25-31/dhuaja 
 
 
 
 

Logo Komando Resort Militer ( Korem ) 102 

Panju Panjung - Banjarmasin 

 LAMBANG KESATUAN.
Berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor : Skep/1260/XII/1975 tanggal       9 Desember 1975, maka disahkan lambang kesatuan Korem 102/Panju Panjung berbentuk Dhuaja dengan nama Panju Panjung yang berarti “maju terus pantang mundur , rawe-rawe rantas malang-malang putung“, adalah merupakan semangat dari setiap prajurit dalam melaksanakan tugas yang dibebankan. Penganugrahan dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 1976 yang semula Korem 102/Kalimantan Tengah menjadi Korem 102/Panju Panjung.
3. ARTI LAMBANG.
Bahwa anggota Korem 102/Panju Panjung bernaung di bawah dhuaja “Panju Panjung“ hendaknya memiliki :

  1. Semangat pantang menyerah, maju terus, rawe-rawe rantas malang-malang putung, didalam melaksanakan tugas yang dibebankan dipundaknya.
  2. Berani dan jujur setiap melaksanakan tugas demi keluhuran, kebesaran dan keutuhan nusa bangsa dan negara Indonesia.
  3. Bercita-cita tinggi dalam perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai suatu bentuk masyarakat adil dan makmur.
  4. Dalam mengemban tugas-tugas yang dilaksanakan selalu tidak melupakan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Logo Komado Resor Militer ( Korem ) 132 

Tadulako - Manggala Cakti 

 


Korem 132/Tadulako dibentuk berdasarkan Surat Perintah Pangdam XIII/Merdeka No. Sprin/709/8/1961, tanggal 9 Agustus 1961 dengan wilayah kerja meliputi seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Tengah. Pada awal pembentukannya, Koren 132/Tadulako membawahi empat Kodim, yaitu Kodim 135/Boul Toli-Toli, Kodim 136/Donggala, Kodim 137/Poso dan Kodim 139/Luwuk Banggai.
Sebelumnya kesatuan ini disebut Korem II/Sulteng. Nama itu kemudian diubah menjadi Korem 132/Tadulako berdasarkan Surat Keputusan Pangdam XIII/Merdeka Nomor: Skep/08/5/1964, tanggal 15 Juni 1964.
Tanggal dan tahun kelahirannya ditetapkan 12 Agustus 1961, bertepatan dengan serah terima sektor Sulawesi tengah dari Komandan Batalyon Tim Pertempuran Tanjung Pura, Mayor Inf D. Soekardjo kepada Letkol Inf B. Soeharto selaku Komandan Korem II/Sulteng.
Pada tahun 1964 Korem dan beberapa Kodim jajarannya mengalami berbagai perubahan. Korem II/Sulteng menjadi Korem 132/Tadulako, Kodim 135 menjadi Kodim 1305/Boul Toli-Toli, Kodim 136 menjadi Kodim 1306/Donggala, Kodim 137 menjadi Kodim 1307/Poso, dan Kodim 138 menjadi Kodim 1308/Luwuk Banggai. Saat ini terdapat dua Batalyon Infanteri dalam jajarannya yaitu 711/Raksatama dan 714/Sintu Maroso.
 
 
 

Logo Komado Resor Militer ( Korem ) 151

 Binaiya - Ka'i Mese Mese Aman 

A. Latar Belakang

Berdasarkan kebijakan Menhankam/Panglima ABRI, oleh Kasad dikeluarkan Perintah Operasi Kasad Nomor : 01 Tanggal 22 September 1984 tentang reorganisasi Angkatan Darat, dan Kodam XV/Pattimura termasuk diantara satuan yang dilikuidasi. Berdasarkan Skep Kasad Nomor Skep / 802 / XII / 1984 Tanggal 26 Desember 1984 selanjutnya direalisasikan Surat Keputusan Pangdam XV/Pattimura Nomor : Skep / 03 / I / 1985 tanggal 8 Januari 1985 dibentuk Korem 174/Pattimura, dengan wilayah Teritorial yang sama dengan wilayah Kodam XV/Pattimura, dan berkedudukan dibawah jajaran Kodam VIII/Trikora. Namun, dalam perjalanannya terjadi konflik horisontal di Maluku. Menyikapi kondisi Maluku yang terus dilanda konflik dan dalam rangka menata kembali organisasi TNI sesuai Perintah Kasad Nomor : Sprin / 567 / V / 1999 tanggal 7 Mei 1999 tentang Perintah untuk melikuidasi Korem 174/Pattimura serta peresmian terbentuknya Kodam XVI/Pattimura pada Hari Sabtu Tanggal 15 Mei 1999 oleh Kasad Jendral TNI Subagyo HS. Konflik bernuansa SARA yang terjadi di Maluku tanggal 19 Januari 1999 telah menimbulkan instabilitas dan kekacauan secara horisontal-sosial, dari hari ke hari eskalasinya semakin meningkat dan sulit untuk ditanggulangi. Untuk mengatasi konflik yang berlanjut dan mengarah ke keadaan yang berbahaya, maka Pemerintah Republik Indonesia menetapkan Provinsi Maluku dan Maluku Utara, dalam keadaan Darurat Sipil sesuai Skep Presiden Republik Indonesia Nomor 88 tahun 2000 tanggal 26 Juni 2000. Seiring dengan pemberlakuan keadaan Darurat Sipil tersebut Panglima TNI mengeluarkan Direktif dengan Nomor : Dir / 02 / IV / 2000 tanggal 27 Juni 2000 tentang Bantuan TNI kepada Penguasa Darurat Sipil di Provinsi Maluku dan Maluku Utara mulai tanggal 27 Juni 2000.
B. Embrio Terbentuknya Korem 151/Binaiya
Guna mewujudkan kondisi Maluku yang kondusif sesuai yang diharapkan, maka sejak tanggal 30 Mei 2002 sesuai kebijakan Panglima TNI di bidang Pertahanan dan Keamanan Wilayah Maluku dan Maluku Utara dikendalikan oleh Panglima Komando Pemulihan Keamanan (Pangkoopslihkam) berpangkat Mayor Jendral TNI. Kemudian pada tanggal 12 Juli 2002 Presiden Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Nomor : Keppres 88/VII/2002 tentang Pembentukan Koopslihkam, sejak itu, semua satuan baik TNI maupun POLRI yang berada di wilayah Maluku dan Maluku Utara berada di bawah kendali operasi Pangkoopslihkam yang dijabat oleh Mayor Jendral TNI Djoko Santoso. Untuk mengoptimalkan tugasnya dalam mencegah pertikaian antar golongan dengan mencari, menemukan dan merampas senjata, maka diadakan pembagian sektor pengamanan, yaitu - Sektor I / Ambon meliputi Kota Ambon dan Pulau-pulau Lease. - Sektor II / Maluku Utara meliputi seluruh Wilayah Maluku Utara. - Sektor lII / Maluku Tenggara meliputi Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat. - Sektor IV / Maluku Tengah meliputi Wilayah Maluku Tengah. - Sektor V / Pulau Buru meliputi Wilayah Kabupaten Buru.
C. Terbentuknya Korem 151/Binaiya
Pangdam XVI/Pattimura mengeluarkan Surat Perintah dengan Nomor : Sprin / 691 / VIII / 2002 Tanggal 12 Agustus 2002 tentang pelaksanaan jabatan baru sebagai Dandim (Penugasan) Kodim 1506/Pulau Buru kepada Mayor Inf Sofian Chandra. Selanjutnya dalam rangka merealisasikan terbentuknya dua Korem baru di jajaran Kodam XVI/Pattimura, maka Pangdam XVI/Pattimura telah mengeluarkan Surat Perintah Nomor : Sprin / 788 / IX / 2002 tanggal 9 September 2002 untuk nominatif personel Kosektor-I Gabungan TNI Penugasan terdiri dari 37 personel. Berdasarkan surat perintah Panglima TNI Nomor : Sprin / 1592 / X / 2002 tentang Pelaksanaan tugas sebagai personel Kosektor-I Gabungan TNI Penugasan menggantikan personel Kosektor-I yang purna tugas, dengan kekuatan 50 personel Dansektor dijabat oleh Kolonel Inf Tony SB Hoesodo. Seiring berjalannya waktu dan disertai dengan kondusifnya situasi keamanan di Wilayah Maluku, maka Kepala Staf TNI AD mengeluarkan Keputusan Nomor : Kep / 10 / III / 2003 Tanggal 13 Maret 2003 tentang Pembentukan Korem 151/Maluku membawahi tiga Kodim dan Satu Yonif terdiri dari : - Kodim 1502/Masohi, Maluku Tengah - Kodim 1503/Tual, Maluku Tenggara - Kodim 1504/Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease - Yonif 731/Kabaresi Sehingga dengan demikian status Kosektor-I Gabungan TNI Penugasan telah berubah menjadi Korem 151/Maluku secara definitif. Semenjak itu setiap tanggal 13 Maret diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Korem 151/Maluku. D. Lambang Korem 151/Binaiya Korem 151/Maluku definitif telah berdiri, langkah yang ditempuh setanjutnya adalah memberikan nama dan lambang satuan Korem sebagai wujud jiwa satu kesatuan dan jiwa korsa dengan menggali nilai-nilai dan kearifan lokal bumi Maluku. Berdasarkan Keputusan KASAD Nomor : Kep / 33 / VI /2003 Tanggal 3 Juni 2003 tentang Pengesahan Penggunaan Lambang Kesatuan Dhuaja Korem 151/Binaiya. Dan sejak itu pula nama Korem 151/Maluku berubah menjadi Korem 151/Binaiya. E. Perubahan dan Penambahan Satuan di jajaran Korem 151/Binaiya 1. Berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor : Skep / 6 / II / 2005 Tanggal 7 Februari 2005 tentang Pengesahan Kodim Penugasan di Pulau Buru menjadi Kodim 1506/Pulau Buru. 2. Berdasarkan Surat Keputusan Kasad Namor ; Kep / 19 / VI / 2006 Tanggal 26 Juni 2006 tentang Pengesahan Kodim Penugasan Maluku Tenggara Barat menjadi Kodim 1507/ Saumlaki. 3. Berdasarkan Keputusan Kasad Nomor : Kep / 4 / I / 2007 Tanggal 26 Januari 2007 tentang Pembentukan 3 (tiga) Koramil di jajaran Korem 151/Binaiya, sbb : - Koramil 04/Jerol masuk Kodim 1503/Malra - Koramil 08/Nusalaut masuk Kodim 1504/Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease - Koramil 06/Wetar masuk Kadim 1507/Saumlaki - Pembentukan Batalyon Inf 734 /Lorlabay.
 
 
 
 

Logo Komando Resort Militer ( Korem ) 031

 Wira Bima

 Dinamika sejarah terletak pada kemampuan untuk memandang ketiga dimensi waktu sekaligus, masa lampau masa kini dan masa yang akan datang dalam suatu kesatuan. Penulisan peristiwa bersejarah diharapkan dapat membuat kita lebih bijaksana dalam menghadapi dan melaksanakan berbagai penugasan. Nilai-nilai sejarah sangat bermanfaat untuk menghidupkan sejarah agar tidak terlupakan begitu saja, bukan sekedar deretan suatu kejadian yang biasa dan tiada arti. Sejarah Korem 031/Wirabima harus merupakan ilmu pengetahuan untuk benar-benar dapat dirasakan manfaatnya baik bagi para pengemban tugas maupun untuk kepentingan tugas yang dihadapinya. Korem 031/Wirabima merupakan satuan teritorial di bawah Komando Kodam I/BB yang mempunyai satuan jajaran 5 Makodim dan 1 Batalyon Infanteri.

 

Logo Komando Resort Militer ( Korem ) 043

 Garuda Hitam - Najaga Satya Eka Negara 

 

Arti Lambang Burung Garuda Hitam pada logo Korem 043/Gatam

a.     Burung Garuda berwarna Hitam dengan mata berwarna merah yang menatap kelangit mengadung arti: Sebagai simbul kuasa dan pelindung yang gagah beranidengan selalu tunduk dan taat kepada yang diatas/Tuhan Yang Maha Esa.

b.  Tulisan NAJAGA SATYA EKA NEGARA yang berwarna hitam dengan dasar berwarna merrah mengadung arti: Selalu siap sedia/setia menjaga "SATU" yaitu Kesatuan Negara Republik Indonesia.

c.     Bulu-bulu pada leher sebanyak 19 helai dan bulu-bulu pada sayap, kaki kiri dan kanan sebanyak 62 helai yang mengandung arti : 1962 menandakan Tahun berdirinya Korem 043/Gatam tahun 1962.

d.     Bulu pada ekor sebanyak 5 helai mengandung arti dasar negara yaitu Pancasila.

e.     Bentuk gambar perisai dengan gambar Propinsi Lampung berwarna kuning dengan dasar berwarna biru melambangkan kebesaran wilayah Propinsi Lampung dibawah pertahanan Korem 043/Gatam yang siap mempertahankan wilayah, baik darat,laut maupun udara.

f.    Gambar bunga pakis dibawah kiri kanan kaki burung Garuda Hitam melambangkan kekuatan mental dalam menghadapi segala tantangan sebagaimana filosofi yang dimiliki bunga pakis yang berarti tak lapuk karena hujan tak lekang karena panas.

g.  Silang senjata LE berikut dengan sangkur terhunus melambangkan kekuatan kesatuan resimen Infanteri/TNI yang ada pada waktu dulu bahu membahu bersama masyarakat mempertahankan wilayah Lampung dari serangan penjajah. 

 

 

Logo Komando Resort Militer ( Korem ) 062

 Tarumanegara

 Berdasarkan Surat Keputusan Pangdam III/Siliwangi Nomor : Keputusan/50-3/5/1963 pada tanggal 17 Mei 1963, Korem 062/Tarumanagara di anugerahi Dhuaja yang berlambangkan Bunga terate dan Jejak Kaki Raja Purnawarman dengan Moto tertulis :

“ NARENDRA DHUAJA BHUNEKA “

Yang menyandang arti: Sinar kebahagiaan dan kebijaksanaan yang menjadi Panji bagi segala yang mengendalikan.
 

 


Logo Komando Resort Militer ( Korem ) 011 

Liliwangsa 

I. PEMBENTUKAN KOREM 011/LILAWANGSA
Dasar :
  1. Surat keputusan Pangdam I/ IM Nomor : SPPS/50/III/1962 tanggal 31 maret tentang dibentuknya korem 011/ Lilawangsa yang bermarkas di Lhokseumawe Aceh Utara yang padsa mulanya bernama Korem “AA”.

  2. Surat Keputusan Pangdam IM Nomor : SKEP/47/II/1962 tanggal 17 Februari 1962 tentang pembentukan dan pemberian nama serta menetapkan hari jadi Korem “AA” jatuh pada tanggal 7 Mei 1962 yang peresmiannya sesuai dengan hari pelantikan Danrem 011/LW yang ke-I ( Danrem “AA” ke-I).

  3. Surat keputusan Pangdam IM Nomor : SKEP/00114/V/1962 tanggal 06 Mei 1962 tentang sebutan Korem “AA” dirubah menjadi Korem 011.

  4. Surat Keputusan Pangdam IM Nomor : SKEP/00115/1963 tentang ditetapkan lambang (Dhuaja) Korem 011 dengan nama kebanggaan “Lilawangsa”.

  5. Printah Ops Kasad Nomer 1 tanggal 2 Nopember 1984 tentang reorganisasi TNI AD dan Sprint Pangdam I /IM Nomor : Sprin/1447/1984 tanggal 26 Desember 1984 tentang pengorganikan Kodim 0102 di Pidie, Yonif 111 di Tualang Cut, Yonif 113 di Bireun, Ton Intelrem 011di Lhokseumawe kepada Danrem 011/Lilawangsa.

Logo Komando Resort Militer ( Korem ) 063 Sunan Gunung Jati 

 

 Komando resort militer 063 disingkat Korem 063/Sunan Gunung Jati adalah hasil reorganisasi dari Resimen Infanteri 9/C yang pada tahun 1960 berdasarkan SKEP No 81/P/2/1960 diubah menjadi Korem 063/Sunan Gunung Jati.

Wilayahnya meliputi Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang.

Pada 31 July 2008, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Suroyo Gino memimpin upacara serah terima jabatan (sertijab) Danrem 063 Sunan Gunung Jati (SGJ) dari Pejabat lama Kolonel Inf Armyn Ali Anyang diganti Kolonel Inf Sigit Yuwono.

Kolonel Inf Sigit Yuwono merupakan lulusan AKABRI 1981, sebelumnya adalah Aslog Kaskostrad. Sedangkan Kolonel Inf Armyn Ali lulusan AKABRI 1980 akan mengikuti kursus Lemhanas. Markas Korem 063/ Sunan Gunung Jati ini berada di jalan By Pass Kota Cirebon depan toserba Giant.

 

Logo Komando Resort Militer ( Korem ) 051 Wijayakarta - Bekasi 

 

Logo Korem 051 Wijayakarta, Lambang Korem 051 Wijayakarta, Logo Korem 051 Wijayakarta cdr , logo vector Korem 051 Wijayakarta, arti lambang Korem 051 Wijayakarta, gambar Korem 051 Wijayakarta, download logo Korem 051 Wijayakarta, gambar Logo Korem 051 Wijayakarta, vektor logo Korem 051 Wijayakarta gratis
Request Logo By Novi Alim Murdani
Korem 051/Wijayakarta, disingkat Korem 051/WKT merupakan Korem di bawah komando Kodam Jaya, yang meliputi Kodim Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Bekasi, dan Depok
Korem 051/Wijayakarta dibentuk berdasarkan Skep Kasad No: Skep/3/X/1998 tanggal 19 Oktober 1998 tentang Pembentukan dua Korem dan satu Kodim BS Kodam Jaya pengembangan TA 1998/1999. Juga berdasarkan Sprin Pangdam Jaya No Sprin/1634/X/1998 tanggal 28 Oktober 1998 tentang Pembentukan dua Korem dan satu Kodim BS Kodam Jaya pengembangan TA 1998/1999.

Korem 051/Wkt berkedudukan di Kawasan Industri Jababeka II Cikarang Bekasi

 

 

Logo Komando Resort Militer ( Korem ) 074 Warastratama 

 Komando resort militer (Korem) 074/Warastratama, disingkat Korem 074/WRT, dibentuk 25 April 1965. Wilayah yang berada di bawah kendali Korem 074/Warastratama, adalah kota-kota eks Karesidenan Surakarta (Solo, Sukoharjo, Karang Anyar, Sragen, Klaten, Wonogiri dan Boyolali). Korem ini berada di bawah Kodam IV/Diponegoro.

 

 

Logo Komando Resort Militer ( Korem ) 072 Pamungkas - Yogyakarta 

 Komando Resort Militer (Korem) 072/Pamungkas atau disingkat Korem 072/PMK memiliki markas komando di Kota Yogyakarta, tepatnya di daerah Ngupasan. Mako Korem 072/Pamungkas tepat di sebelah utara komplek Istana Kepresidenan Yogyakarta atau Gedung Agung. Korem 072/Pamungkas yang berada di bawah komando Kodam IV/Diponegoro mempunyai teritorial di wilayah eks. Karesidenan Yogyakarta dan eks. Karesidenan Kedu, Korem 072/Pamungkas merupakan Korem di Pulau Jawa yang dijabat Perwira Tinggi bintang satu (Brigadir Jenderal TNI).

 

 

Logo Komando Resort Militer ( Korem ) 071 Wijayakusuma 

Komando resort militer (Korem) 071/Wijayakusuma, disingkat Korem 071/WK, meliputi wilayah eks Karesidenan Banyumas dan Pekalongan. Korem ini berada di bawah Kodam IV/Diponegoro.

MAAF MASIH BANYAK KOREM YANG BELUM TERTULIS
 

1 komentar: